Seorang Kaktus



Aku ingin menjadi seorang kaktus. Bukan mawar.
Karena, kalau aku menjadi mawar, semua orang yang melihatku hanya melihat sisi baikku.

Aku cantik, aku pemikat hati.
Aku ingin menjadi kaktus, karena aku tidak ingin mereka melihatku hanya dari sisi baikku. Aku ingin dilihat sebagai aku apa adanya.

Aku ingin menjadi seorang kaktus. Yang berduri agar aku tidak mudah disakiti. Mereka yang ingin menyakitiku justru harus menyakiti diri mereka sendiri.

Aku tidak lemah. Meskipun aku tidak begitu kuat. Aku tidak akan selemah mawar. Duriku lebih banyak, duriku lebih tajam, dan seringkali tak kasat mata. Jangan remehkan duriku yang tipis, justru itu akan menyakiti lebih dalam. Tak begitu tampak.

Aku ingin menjadi seorang kaktus. Yang bisa walau tanpa disiram, bertahan hidup. Dan memang begitu. Aku tidak mudah patah semangat dan menyerah. Mengeluh dan mengecam. Pun marah. Aku ingin menjadi sekuat kaktus.

Aku ingin menjadi seorang kaktus. Yang menyimpan apa yang aku butuhkan dalam diriku sendiri. Aku mampu menyimpan air yang kubutuhkan tanpa harus diketahui banyak orang, pun pamer akan apa yang kumiliki. Aku hanya cukup diam dan menikmati kehidupanku.

Aku ingin menjadi seorang kaktus. Yang berbunga, luar biasa cantik, di saat yang tepat. Tanpa harus semua orang tahu bahkan mereka mungkin tidak tahu bahwa kaktus berbunga. Hanya menunggu saat yang tepat.

Aku ingin sekuat kaktus. Bukan mawar. Yang hanya menjadi sekuntum mawar yang akan layu beberapa hari. Kamu tidak mungkin memberikan kaktus tanpa pot bunganya. Dan selama itu pula aku akan hidup. Di bawah sinar matahari, dan sedikit air.

Aku ingin sekuat kaktus. Bukan mawar. Yang layu tanpa air.

Comments

Popular posts from this blog

Serta-Merta..

0426